Senin, 04 Mei 2015

wisata di sragen



  1. Sangiran



Tempat Wisata di Sragen – musem purbakala sangiran
Sangiran adalah sebuah situs purbakala yang menjadi tempat ditemukannya Homo Solensis, yang memiliki arti manusia cerdas yang berasal dari Solo. Walaupun begitu, mungkin banyak dari Anda yang tidak mengetahui bahwa Sangiran ini terletak di kabupaten Sragen. Selain itu, ditemukan juga Meganthropus Palaeojavanicus pada tahun 1941 oleh Van Koenigswald di desa Sangiran, sekaligus menjadi penemuan yang mengubah sejarah. Uniknya, menurut para ahli geologi, Sangiran dulunya merupakan hamparan lautan. Namun karena proses geologi serta bencana alam yakni letusan Gunung Merapi, Gunung Lawu serta Gunung Merbabu, akhirnya Sangiran terbentuk menjadi daratan seperti sekarang. Sangiran terdaftar menjadi salah satu Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Sangiran memiliki sebuah museum (Museum Sangiran) yang memiliki berbagai koleksi fosil manusia serta binatang purba, gudang fosil, laboratorium, ruang slide serta beberapa kios cinderamata khas Sangiran.
Museum Sangiran, Situs Warisan Dunia UNESCO di Indonesia
Johanes Randy - d'traveler - Kamis, 25/09/2014 16:21 WIB

Museum Purbakala Sangiran di Sragen (Suciana Dwi Irawati/d'Traveler)
Sragen - Museum yang menyimpan koleksi barang bersejarah itu biasa, tapi museum yang diakui UNESCO sebagai "Situs Warisan Dunia" adalah luar biasa. Predikat museum itulah yang dimiliki oleh Museum Sangiran di Sragen. Penasaran?

Sangiran merupakan lokasi ditemukannya fosil rahang bawah Pithecantropus Erectus atau manusia Sangiran. Dikutip oleh detikTravel dari situs resmi Museum Sangiran, Kamis (25/9/2014), keseluruhan Museum Sangiran adalah Situs Warisan Dunia.

Dalam pelajaran sejarah di bangku sekolah dasar, nama Pithecantropus Erectus tentu sudah tidak asing. Sangiran di Sragen, tidak jauh dari Sungai Bengawan Solo, menjadi lokasi penemuan manusia purba. Pertama kali ini dicetuskan oleh arkeolog Eugene Dubois pada tahun 1893.

Pada periode tahun 1936 hingga tahun 1941, barulah ditemukan fosil Pithecantropus Erectus yang merupakan salah satu taxon Homo Erectus oleh GHR von Koenigswald pada tahun 1934. Karena nilai purbakalanya, pada 5 Desember 1996, UNESCO menganugerahkan situs dan Museum Sangiran dengan status "Situs Warisan Dunia."

Di atas kawasan Kubah Sangiran seluas 56 Km2, Museum Sangiran beserta situs arkeologinya menjadi tempat wisata edukasi sekaligus tempat penelitian. Museum Sangiran juga disebut sebagai situs manusia purba terlengkap di Asia. Tentu itu sebuah kebanggaan bagi orang Indonesia.

Di dalam museum, pengunjung dapat melihat sekaligus belajar tentang 13.809 fosil manusia purba yang dipamerkan. Mulai dari fosil manusia Homo neandhertal, Homo sapiens, sampai artefak batuan. Terdapat juga fosil binatang bertulang belakang, binatang laut, dan air tawar.

Museum bergaya joglo tersebut juga terdiri dari ruang pameran, aula, laboratorium, perpustakaan, ruang audio visual, gudang penyimpanan, hingga kios suvenir. Jika mau mampir, Museum Sangiran buka setiap hari kecuali Senin.

Jam operasional mulai dari pukul 08.00-16.00 WIB. Harga tiket masuk untuk wisatawan domestik adalah Rp 5.000 dan Rp 7.500 untuk wisatawan asing.

Museum Sangiran memang merupakan situs warisan purbakala yang tidak hanya penting bagi Indonesia, namun juga dunia. Kita perlu jaga dan lestarikan peninggalannya.
NEXT »

 nama : prawira wibisono mukti
nim : 5140811121

Tidak ada komentar:

Posting Komentar